Jumat, 12 Februari 2010

Membangun Harapan Dunia Seni Kota Bekasi

Sebagai Kota Metropolitan Bekasi banyak disinggahi dan juga menjadi tujuan manusia dari berbagai daerah. Maka sudah tentu berbagai budaya dan juga adat istiadat yang berkembang menjadi sangat heterogen.

            Seiring berkembangnya waktu dan juga pesatnya laju pembangunan di Kota Bekasi, terasa ada yang sangat pincang dan janggal. Melihat perkembangan phisik pembangunan yang sangat cepat, maka perkembangan seni di Kota Bekasi ini sangat jauh tertinggal. Padahal cermin dari kota yang maju peradabannya adalah berkembangnya seni dan budaya secara masif di tengah masyarakat.

            Bertempat di Gedung Dewan Kesenian Bekasi (DKB), Jum’at malam Sabtu (12/02/10). DKB mengadakan malam apresiasi seni ”kolaborasi seni rupa dan film” dengan tema peran serta seni dalam menyikapi tantangan era globalisasi modern dengan membuat peluang wirausaha.

            Dalam acara tersebut terungkap beberapa keprihatinan dengan perkembangan Seni di Kota Bekasi, hampir dua tahun belakangan ini tak ada satupun even seni yang dapat dibanggakan. Padahal seniman-seniman Bekasi memiliki pretasi yang luar biasa dan sangat dihargai oleh daerah lain termasuk dunia internasional.

            Hadir malam itu Fauzi As’had, seorang perupa Bekasi yang telah melanglang buana dan dikenal dunia internasional. Ada juga Cok Rampal, seorang musisi yang telah lama berkolaborasi dengan penyanyi Iwan Fals. Hadir juga Rahmat Effendi selaku Wakil Walikota Bekasi, dalam sambutannya Rahmat Effendi menyatakan akan membangun suatu Pusat Budaya Bekasi yang rencananya akan didirikan di daerah Situ Rawa kalong dengan luas lahan sekita 7 Ha.

            Namun sayang pada malam dimana para seniman Kota Bekasi mencurahkan pemikiran dan gagasan tak terlihat suatu agenda yang jelas untuk membangun seni Kota Bekasi dimasa yang akan datang. Bahkan Ketua DKB Ridwan, yang saat itu ditunggu untuk menguraikan gagasan maupun ide untuk Seni Kota Bekasi dimasa yang akan datang, tak satupun kata terlonat dari bibirnya.

            Acara yang diakhiri dengan pemutaran film Indi karya sineas-sinaes muda Kota Bekasi berjudul ”Matahari Di Atas Antena” hanya menjadi ajang kumpul-kumpul curhat semata. Percayalah besarnya anggaran yang telah atau akan digelontorkan oleh pihak Pemkot Bekasi  tidak akan berarti banyak jika para seniman Kota Bekasi sendiri belum tahu mau melangkah kemana? [Chan]

Rabu, 27 Januari 2010

Anggota Dewan Dari Fraksi PDI-P Kota Bekasi Todongkan Pistol Ke Pelayan

Emosi anggota DPRD Kota Bekasi Nuryadi Darmawan memuncak setelah 1 jam menunggu makanan pesanan ikan Gurame Bakarnya tak kunjung tiba. Dia marah dan langsung menodongkan pistol ke seorang pelayan restoran ”Warung Iboe” di daerah Cikunir Kecamatn Bekasi Selatan. Sontak keadaan itu membuat panik dan tegang seisi restoran tersebut. Pelayan yang ditodong pun trauma dan shock dengan perlakuan Nuryadi tersebut.

Kapolres Metro Kota Bekasi Kombes Imam Sugianto membenarkan kejadian tersebut  "Ya betul (ada penodongan). Dia makan di situ (restoran). Kurang lebih 1 jam, hidangannya nggak keluar-keluar. Dia marah-marah lalu mengeluarkan pistol dan menodong pelayan," ungkapnya.

Imam mengatakan, peristiwa tak pantas itu terjadi pada 25 Januari malam sekitar pukul 18.30 saat makan malam. Anggota DPRD dari Fraksi PDIP itu kesal pada pelayan karena pesanannya lama datang. Peristiwa itu akhirnya dilaporkan pihak restoran ke polisi. "Mereka sudah lapor ke kita. Saksi sudah diperiksa ada 5 orang, untuk sementara dikenakan Pasal 335 KUHP tentang perbuatan yang tidak menyenangkan" ujarnya.

Kapolres juga menjelaskan bahwa untuk memeriksa Nuryadi diperlukan ijin gubernur Jawa Barat karena yang bersangkutan adalah anggota dewan, namun sesuai undang-undang jika dalam 30 hari ijin tersebut tidak turun maka pihak kepolisian diperbolehkan untuk memanggil dan memeriksa yang bersangkutan. Mengenai kepemilikan senjata api (senpi) pihak Polres telah meminta Intelkam Mabes Polri agar diperiksa perijinannya. 

Nuryadi Darmawan Anggota Fraksi PDI-P DPRD Kota Bekasi dalam konfrensi Persnya yang dilakukan di salah satu rumah makan di Kota Bekasi membantah semua hal tersebut. Menurut Nuryadi dia tidak menodongkan pistol karena yang dia pegang adalah bungkus rokok. 

Nuryadi mengatakan, ”Pitol yang dimaksud mungkin adalah pistol-pistolan yang dibawa oleh anak saya si Andhika, karena saat itu memang anak saya membawa pistol mainannya”. Lebih lanjut Nuryadi mensinyalir bahwa kasus ini dimunculkan karena ada gesekan di dalam tubuh PDI-P sendiri. Sebagai catatan Nuryadi saat ini menjabat sebagai Sekretaris PAC PDI-P Bekasi Selatan yang saat ini sedang mencalonkan diri menjadi Ketua PAC PDI-P Bekasi Selatan. [Chan]

Rabu, 07 Oktober 2009

Batik Kontemporer

Biasanya suatu karya batik hanya berupa gambar Burung (unggas) ataupun bunga. Saya mencoba melontarkan gagasan baru untuk dunia batik Indonesia, dari Objek yang sengaja saya pilih Gajah yaitu suatu Objek yang (sepengetahuan saya) belum pernah di batikan. Isen-isen yang saya gunakan jg bukan berupa titik atau pun berupa bunga kecil-kecil. Pada gambar ini saya mengunakan isen-isen garis/sulur, semoga tawaran saya ini bisa menjadi inspirasi baru pada dunia Batik Indonesia.

Sabtu, 12 September 2009

Jaringan IM2 bermasalah terhadap Facebook

Entah karena apa jaringan internet di komputer saya ngga bisa mengakses facebook. Jaringan dengan menggunakan layanan Indosat M2 ternyata hanya mampu membuka page facebook tanpa dapat diperintah lagi. Hal ini sudah terasa gejalanya tiga hingga empat hari yang lalu, ternyata pada saat ini sabtu,13/09/09 Indosat M2 hanya mampu menampilkan tanpa mampu digunakan. Saya mencoba untuk mencari tahu kesana-kemari, ternyata keluhan yang sama juga terhampar sangat banyak, baik melalui Mailing list, blog, hingga web news. Terlihat sekali pihak Indosat sangat kewalahan dengan keadaan ini. Dari komentar yang tersaji pihak Indosat sendiri ternyata belum mampu memberikan jawaban yang memuaskan. Ketika pengguna facebook di Indonesia membludak ternyata Indosat tak mampu menyajikan layanan seperti yang mereka iklankan. Keluhan pengguna layanan ternyata yang begitu banyak ternyata belum juga mendapat respon dari pihak-pihak yang berkewajiban menangani ini. Yayasan Konsumen Indonesia maupun pemerintah hingga saat ini pun masih diam seribu bahasa. Padahal pemerintah memiliki program internet murah hingga kepelosok tanah air, namun kebijakan yang ada belum mencerminkan ini semua. Indosat mengaku bahwa untuk membeli penambahan ijin penggunaan 3G baru maka dia harus berinvestasi sebesar 1600 Milyar rupiah. Maka dalam waktu dekat Indosat belum mampu memberikan layanan yang dapat memuaskan pelanggannya. Karena pengguna internet mobile saat ini berkempang sangat pesat namun sarana dan prasarana yang disediakan belum dapat menconter laju pesatnya para pelanggan. Hingga pada tahap ini, kembali saya merenung..............., mengapa sekalu rakyat menjadi korban pada setiap keputusan? bukan hanya keputusan pemerintah saja yang menyengsarakan rakyat, keputusan pihak pengusaha pun lebih menyakitkan kepada rakya. Lalu bagaimana dengan permasalahan ini. pelanggan seperti anak ayam kehilangan induknya, menyakitkan namun tak tahu harus mengadu kepada siapa. [Chan]

Selasa, 11 Agustus 2009

Bom Jatiasih

“Sama Persis Dengan Bom Mariot”

Masyarakat Jatiasih mungkin tidak menyangka bahwa daerah yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta ini menjadi tempat persembunyian anak buah Noordin M Top. Di pagi buta tepatnya pukul satu dini hari (08/08/09) densus 88 mengadakan penggerebegan rumah persembunyian para teroris tersebut.

Dari berbagai sumber yang berhasil dikumpulkan Suara Bekasi, bahwa Bom Jatiasih merupakan pengembangan dari wilayah Jawa Tengah. Para Teroris yang menggunakan Xenia warna merah dengan nomor polisi AD 9324 DO telah dibuntuti selama perjalanan dari Jawa Tengah.

Mobil Xenia tersebut ternyata berhenti di rumah Blok D no. 12 Perum Puri Nusa Phala RT 004 RW 12 Kelurahan Jatiluhur Kecamatan Jatiasih. Setelah dinyatakan positif bahwa rumah tersebut dihuni para teroris maka pada sekitar jam 01.00 Densus 88 mengadakan penangkapan.

Menurut warga sekitar sempat terjadi baku tembak sangat sengit diantara dua belah pihak, hingga terdengar beberapa kali ledakan seperti suara bom. Dalam kejadian itu dua orang teroris diketahui bernama Aris Setiawan dan Eko Peang tewas terkena peluru Densus 88.

Menurut Ketua RW 12 Muhammad Jufri Umar mengatakan, “Bahwa rumah tersebut merupakan rumah milik H.Suparno salah satu karyawan di PT.Citra Marga salah satu pengelola jalan Tol dan dia menyewakan rumah tersebut pada awal bulan Juli kepada Ahmad Ferry selama satu tahun dengn besarnya uang sewa kurang lebih tiga juta lima ratus ribu rupiah”.

Dia juga menambahkan bahwa menurut laporan warga sebelum malam kejadian yaitu di dalam rumah yang selalu tertutup tersebut sering terdengar orang-orang sedang beraktifitas seperti memukul-mukul sesuatu. Bahwan menurut tetangga sekitar rumah tersebut juga sudah beberapa kali memergoki penghuni rumah tersebut memasuki rumah itu dengan cara melalaui jendela.

Informasi dari salah satu Tim Puslabor Mabes Polri mengatakan, “Di dalam rumah tersebut terdapat bom siap meledak dan terpasang pemicunya disejumlah daun pintu dan jendela”. Bahkan didalam mobil pick up merah yang terparkir di garasi rumah tersebut terdapat bahan peledak seberat antara 100-500 Kg.

Dia juga menambahkan jenis Bom yang ada, sama persis dengan bom yang meledak di JW.Mariot beberapa waktu yang lalu. Bom Hight Explosive ini lengkap dengan pemicu dan juga beberbagai elemen lainnya ditemukan dalam rumah dengan dua kamar tersebut.

Selang beberapa lama tampak para pejabat teras Kota Bekasi terlihat mengunjungi tempat kejadian. Rahmat Effendi Wakil Walikota Bekasi datang dengan didampingi oleh Camat Jatiasih, setelah Rahmat meninggalkan daerah tersebut disusul kemudian Mochtar Mohamad Walikota Bekasi datang beserta rombongan.

Mochtar Mohamad ketika ditanya tentang salah satu korban yang mengantongi KTP Kota Bekasi tepatnya Kecamatan Bekasi Utara mengungkapkan, “Saya merasa kecolongan, tetapi menururt aparat KTP tersebut palsu, dan siang ini saya telah mengintruksikan kepada seluruh anak buah saya agar diadakan operasi yustisi dan menyisir dari pintu ke pintu untuk seluruh wilyah Kota Bekasi”.

Informasi yang didapat menyatakan bahwa target pengeboman kaum teroris ini adalah kediaman Presiden SBY yang memang hanya sekitar 10 Km dari Jatiasih. Dan hal ini juga diperkuat oleh perbincangan penghuni rumah tersebut yang mengaku bernama Fery dengan Basri salah satu pengurus RT setempat.

Dari perbincangan itu Ferry mengaku memiliki proyek pembangunan rumah di wilayah Cikeas dan rencananya tiga bulan yang akan datang dia akan pindah ke wilayah tersebut. Bisa jadi jika tidak tercegah oleh Densus 88 maka aktivitas mereka memasuki kawasan ring satu. [Chan]

Selasa, 30 Juni 2009

SAMPAH BANTAR GEBANG KALAH BAU DARI PADA SAMPAH........

Kontrak kerja sama antara PT.Godang Tua, Pemkot DKI dan Pemkot Bekasi mengandung beberapa kejanggalan. Dimana Perda untuk mengatur itu semua belum saat ini belum disahkan tetapi kontrak kerja sama sudah ditandatangani. Bahkan ada isu yang mengatakan bahwa Perda yang akan di sahkan nanti harus menyesuaikan dengan isi kontrak yang mereka perbuat. GANYANG KORUPSI !!!!!!!!!!!!!!!!!, ini pasti ada sesuatu……..

Rabu, 24 Juni 2009

DUNIA PENDIDIKAN JADI KORBAN POLITIK

Kembali Guru Sukwan Berdemo Entah untuk kali ke berapa para pahlawan tanpa tanda jasa ini memperjuangkan nasibnya. Seperti juga yang tampak pada hari Rabu (24/06/09) mereka kembali menyuarakan aspirasinya dengan berunjuk rasa. Unjuk rasa yang diikuti sekitar enam ratus Guru Sukwan dan bagian Tata Usaha yang tergabung dalam Forum Solideritas Guru Sukwan (FSGS) dan Forum Komunikasi Tata Usaha (FKTU), datang bergelombang memenuhi halaman Kantor Walikota Bekasi. Mereka mempertanyakan beberapa kejanggalan SK TKK Guru Sukwan tahap II yang penuh kejanggalan. Namun oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bekasi, demo tersebut diarahkan kepada Dinas Kependidikan. Setelah mereka berorasi di depan Kantor Walikota Bekasi mereka longmarch dengan berjalan kaki menuju Dinas Pendidikan Kota Bekasi. Menurut Koordinator Forum Solideritas Guru Sukwan (FSGS) dan Forum Komunikasi Tata Usaha (FKTU) Ayatullah mengatakan bahwa, “Saya tidak mengerti mengapa Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Dinas Pendidikan saling lempar tanggung jawab mengenai SK.Walikota Nomor 814.1Kep.106A-BKD/XII/2008 tertanggal 22-12-2008 yang berisi tentang pengangkatan 953 Guru Sukwan”. Masih menurut Ayatullah, dalam SK TKK Guru Sukwan tahap II ini terdapat beberapa kejanggalan antara lain : Diangkatnya guru SMP/SMA yang hanya berijazah SMA, Diangkatmya PNS dan Pensiunan menjadi TKK, Diangkat kembali orang yang sudah menjadi TKK menjadi TKK lagi, Diangkatnya tenaga Satpam menjadi TKK guru, Judul SK tidak sesui dengan isi SK tersebut, Penomeran SK tidak melanjutkan SK TKK yang sudah ada, serta Dasar rekrutmen yang tidak transparan. Ayatullah juga mensinyalir para kepala dinas bermain-main dengan SK TKK tersebut karena SK TKK itu sudah jelas peruntukannya yaitu untuk guru sukwan yang berada di sekolah negeri, tetapi ternyata di SK tersebut diangkat juga tenaga struktural untuk fungsional. Dia juga mengungkapkan bahwa jaringan sindikat di dunia pendidikan Kota Bekasi sudah sangat bobrok Ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya Kepala Dinas Pendidikan Kodrato membenarkan tentang kesalahan SK. Kodrato juga mengakui bahwa ada sekitar 84 nama yang dianggap bermasalah dalam SK, maka dalam waktu dekat akan dibentuk Tim bersama dengan Forum Guru Sukwan untuk menyisir nama-nama yang ada. Adapun dari nama-nama yang telah ada di SK Kolektif nantinya akan diterbitkan SK satuan untuk per satu tenaga pengajar. Dalam demo tersebut juga terungkap bahwa para guru sukwan juga belum menerima honor, mereka juga menuntut untuk terealisasinya percepatan penggajian terhitung dari bulan April hingga Juni 2009.[Chan]